
Kasi Formasi – Pemain di sektor produksi susu dan hasilannya terus berusaha menguatkan lingkungan bisnis mereka. Mereka sedang mencari best practice Dalam proses pengumpulan susu segar dengan tujuan memperbaiki mutu produk susu dalam negeri. Hal ini dianggap vital melihat pertumbuhan sektor hilir industri susu yang semakin maju.
Direktur Corporate Affairs & Sustainability PT Nestlé Indonesia Sufintri Rahayu menyebutkan bahwa sejarah perusahaannya di Indonesia, lebih spesifik lagi di Malang, sangatlah panjang. Selama 75 tahun eksistensinya, PT Nestlé Indonesia telah menjalin hubungan sebagai mitra para peternak susu Malang selama 50 tahun yang lalu. Mulai dari titik tersebut, PT Nestlé Indonesia pun sudah giat memperkuat kerjasamanya dengan 14 ribu peternak sapi di wilayah Jawa Timur.
''Satu hal krusial sekarang ini adalah mendapatkan bahan baku yang sustainably atau ramah lingkungan.'' responsible sourcing ,'' kata Sufintri Rahayu ketika membuka Asia Oceania Africa (AOA) Fresh Milk Sourcing Workshop 2025 di Malang, pada hari Senin (5/5).
Sufintri menyebutkan bahwa memperbaiki mutu produk susu segar dari para peternak adalah hal utama. Hal ini dikarenakan dengan perawatan yang tepat dapat menaikkan tingkat pemakaian dalam sektor industri. Akibatnya, kondisi ekonomi para peternak akan semakin terangkat. Selain itu, elemen keberlanjutan juga mendorong dampak positif lain seperti menjaga alam di sekitarnya.
Oleh karena itu, Sufintri mengajak 30 orang partisipan dari delapan negera guna mendiskusikan praktik terbaik tentang pengaturan serta ketersediaan bahan mentah. Sedangkan Syahrudi sebagai Penasehat Layanan Berkelanjutan Bidang Pertanian PT Nestlé Indonesia menyampaikan bahwa mereka tengah bersungguh-sungguh meningkatkan jumlah ternakan susu di tanah air. Usai sukses merancang lingkungan ideal di Pulau Jawa bagian timur, sekarang mereka juga mulai mengerjakan pembentukan kelompok para peternak di wilayah Jawa Tengah.
Maka dari itu, membagikan informasi tentang cara membuat susu segar berstandar tinggi adalah suatu keharusan. Terdapat tiga 'S' penting yang perlu ditegakkan untuk mengeraskan sektor ini. Yaitu Susu, Sapi, dan Semesta. Jika ketiganya sudah tertata dengan baik, konsumsi dalam negeri akan mencapai titik optimal," jelasnya.
Di saat yang bersamaan, Asisten Deputi Pengembangan Kompetensi Produk Pertanian di Kementerian Koordinator Bidang Pangan Republik Indonesia, Karsan, berharap kerjasama antara pengusaha dan para peternak dapat semakin dekat. Dia tidak menyebutkan hal ini sebagai sesuatu yang mudah, terlebih dalam konteks regenerasi petani sapi yang ia bandingkan dengan tantangan pada sektor agrobisnis lainnya.
Dia berharap agar istilah susu tidak diserap tidak akan ada lagi. "Produk susu ini sangat krusial bagi pembentukan generasi emas pada tahun 2045. Oleh karena itu, diperlukan usaha lebih lanjut dalam pengembangannya," jelasnya. (bil)