
Kasi Formasi , Jakarta - Pernyataan dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi tentang usulanannya tersebut vasektomi Sebagai salah satu ketentuan untuk mendapatkan bantuan sosial (bansos), hal ini menjadi sorotan dengan polemik tersendiri. Walaupun dipandang sebagai masalah karena bisa jadi pelanggaran terhadap hak reproduksi, diskusi tersebut memicu minat banyak orang tentang aspek krusial dari metode kontrasepsi abadi apa yang lebih aman dan efektif antara vasektomi dibandingkan pil kontrasepsi bagi wanita.
Vasektomi
Vasektomi adalah prosedur medis untuk memutus saluran sperma (Vas deferen), sehingga sperma tidak lagi tercampur dalam cairan seminal. Tindakan ini dijalankan menggunakan anestesi lokal dan berlangsung selama kurang dari 15 menit.
Vasektomi merupakan metode pencegahan kehamilan yang sangat handal dengan angka kesuksesan di atas 99,9% sesudah melakukan uji sperma dan menunjukkan tak adanya spermatozoa yang masih aktif. Tidak seperti cara-kontrasepsi lain, begitu prosedurnya rampung, Anda tidak butuh langkah tambahan apa pun; enggak perlu mengkonsumsi pil maupun menggunakan alat bantu saat hubungan intim.
Proses ini tidak mengubah kadar hormon, hasrat seksual, orgasme, ataupun kemampuan untuk ereksi. Laki-laki masih akan mencapai ejakulasi secara normal namun tanpa adanya sperma. Secara keseluruhan, prosedur vasektomi tergolong cukup ringan dari segi pemulihannya. Biasanya pasien dapat melanjutkan aktivitas mereka lagi setelah satu sampai dua hari, mungkin disertai sedikit rasa sakit atau pembengkakan yang mudah ditangani menggunakan analgesik dan kompres es.
Kontrasepsi Wanita
Perempuan mempunyai berbagai macam pilihan kontrasepsi yang tersedia, termasuk metode singkat seperti pil KB, penyuntikkan, plester, dan gelang vagina; kemudian ada juga alat kontrasepsi jangka panjang semisal spiral copper, spiral hormon, serta implantasi; sampai pada opsi permanen yaitu operasi sterilisasi wanita atau tubektomi. tubal ligation ).
Namun, dikutip dari My Cleveland Clinic , berbagai metode ini membawa potensi efek samping. Kontrasepsi hormonal dapat menyebabkan mual, sakit kepala, perubahan suasana hati, bercak di antara haid, dan penurunan libido. Efektivitasnya juga sangat bergantung pada kepatuhan pengguna. Lupa minum pil atau terlambat suntik bisa berujung pada kehamilan yang tidak direncanakan.
Untuk metode permanen, tubektomi adalah prosedur yang jauh lebih kompleks dibanding vasektomi. Dilakukan dengan anestesi umum dan melalui operasi perut, prosedur ini memerlukan masa pemulihan lebih lama, serta memiliki risiko komplikasi seperti infeksi, pendarahan, dan kehamilan ektopik.
Perbedaan Keefektifan, Tingkat Resiko, serta Biaya
Dari segi statistik, tanto vasektomi maupun tubektomi menunjukkan efektivitas melebihi 99 persen. Akan tetapi, vasektomi terbukti memiliki risiko kegagalan serta komplikasi yang signifikan lebih rendah. Berdasarkan informasi klinis, prosedur vasektomi ini hanya sekitar 1/30 dari peluang mengalami kegagalan dibandingkan dengan tubektomi, dan juga memicu komplikasi kurang dari 1/20 frekuensinya jika disbandingkan dengan tindakan tersebut.
Menurut Patient.info ,Tubektomi mengandung risiko kehamilan ektopik bila prosesnya tak sempurna. Di sisi lain, dengan penggunaan anestesi umum serta memengaruhi organ internal pada area perut, tindakan tersebut pun rawan terhadap dampak negatif pascaperawatan yang cukup serius.
Vasektomi pun lebih menghemat biaya. Di Indonesia, tindakan ini dapat dijalankan dengan tarif yang lebih rendah dibandingkan tubektomi, terkadang gratis lewat program BKKBN. Sebaliknya, tubektomi memiliki biaya tinggi dikarenai harus dirawat inap serta menggunakan perlengkapan medis yang lebih rumit.
Meskipun secara medis vasektomi lebih unggul, keputusan untuk memilih metode kontrasepsi permanen harus bersifat sukarela dan atas dasar konsensus. Konsultasi dengan dokter sangat penting agar pasangan benar-benar paham bahwa prosedur ini tidak membahayakan pria.
Dari sisi efektivitas, risiko, biaya, dan kenyamanan, vasektomi adalah pilihan yang lebih unggul dibanding kontrasepsi permanen untuk wanita. Namun setiap pasangan memiliki situasi dan pertimbangan pribadi yang berbeda. Yang terpenting, pilihan metode kontrasepsi harus dilakukan secara sadar, sukarela, dan dengan informasi yang lengkap.