PALANGKA RAYA -Ketersedian personel kebidanan di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) sudah melebihi ambang batas minimum. Saat ini rasio antara petugas kesehatan jenis kelamin wanita dengan total populasi warga Bumi Tambun Bungai berada pada angka 0,17% yang setara dengan 170 orang perawat bidan untuk tiap 100.000 jiwa.
Angka tersebut jauh melebihi tujuan rasionya yang sebesar 0,13 persen atau setara dengan 130 bidan per 100.000 populasi warga.
Hal tersebut dikemukakan oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah, Dr. dr. Suyuti Syamsul, MPPM. Dia menyatakan bahwa jika dilihat dari segi kuantitas, jumlah perawat di Kalimantan Tengah telah mencapai angka yang cukup ideal dan tersebar merata ke semua area, bahkan hingga ke tempat-tempat dengan akses yang sulit atau terpencil.
"Secara statistik, kita telah mencapai jumlah yang cukup. Dengan rasio 170 untuk setiap 100.000 orang, ini sudah melebihi batas minimum rasio tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa layanan esensial, lebih spesifik lagi dalam bidang keperawatan bersalin, sudah tersebar dengan baik," jelas Suyuti kepada Kalteng Pos , Jumat (2/5/2025).
Dia menyatakan bahwa adanya bidan tak cuma terbatas di daerah perkotaan, tetapi sudah merambah hingga ke desa-desa yang jauh dari pusat.
Ini ditandai dengan keberadaan bidan di nyaris semua pusat kesehatan masyarakat, posyandu, dan klinik swasta yang ada di 14 wilayah kabupaten/kota tersebut.
“Bahkan di wilayah yang sulit dijangkau sekalipun, tenaga bidan sudah hadir. Ini hasil dari kerja sama pemprov dan pemerintah kabupaten/kota serta dukungan program Penugasan Khusus dari Kementerian Kesehatan,” tambahnya.
Dinas Kesehatan Kalimantan Tengah secara kontinu bekerja sama dengan pemerintahan nasional dalam hal penjaminan kehadiran dan pengiriman petugas bidan, lebih-lebih di wilayah-wilayah pinggiran dan sulit dijangkau. Ini merupakan elemen penting dari janji pihak berwenang provinsi guna memperkuat jaminan layanan medis bagi wanita hamil serta balita merata di setiap sudut tanahnya.
“Pemerataan ini penting, karena bidan adalah garda terdepan dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak. Mereka tidak hanya membantu persalinan, tetapi juga berperan dalam edukasi gizi, imunisasi, dan pelayanan kesehatan keluarga,” ungkapnya.
Berdasarkan data Sistem Informasi SDM Kesehatan (SISDMK) per Desember 2024, jumlah bidan di Kalteng sebanyak 4.228 orang, dengan rincian; Barito Utara 341 bidan, Barito Selatan 290 bidan, Barito Timur 247 bidan, Gunung Mas 302 bidan, Kapuas 467 bidan, Katingan 333 bidan, Palangka Raya 432 bidan, Kotawaringin Barat 319 bidan, Kotawaringin Timur 441 bidan, Lamandau 183 bidan, Murung Raya 226 bidan, Pulang Pisau 272 bidan, Seruyan 259 bidan, dan Sukamara 116 bidan.
Untuk menunjukkan rasa terima kasih kepada tim medis yang telah bekerja dengan penuh komitmen, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah menyelenggarakan Evaluasi Untuk Perawat dan Profesional Kesehatan Berprestasi dalam Kategori Inovatif pada tahun 2024. Acara ini juga memberikan penghargaan bagi perwira bidan.
Bidan Dwi Nurdianingsih, S.ST., yang melayani di Puskesmas Petarikan, Kabupaten Sukamara, mendapat anugerah sebagai Tenaga Kesehatan Terpuji dalam Kategori Inovasi, menempati posisi ketiga.
"Penganugerahan ini menunjukkan bahwa mutu tenaga medis kita tak berbeda jauh. Mereka bertugas dengan sepenuh hati dan berhasil menciptakan terobosan meski berasal dari daerah pelosok yang jauh dari ibukota," tutup Suyuti.
Dengan capaian ini, lanjut Suyuti, Pemerintah Provinsi Kalteng melalui dinas kesehatan, menegaskan komitmen untuk terus meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan mendekatkan akses layanan kepada seluruh masyarakat. (ovi/ce/ala)
