
Kasi Formasi - Berada dalam posisi bermasalah karena hutang sampai diintimidasi oleh penagih dapat mengacaukan kehidupan Anda. Menurut agama Islam, berhutang merupakan tanggung jawab yang perlu dibayar, bahkan masalah ini mungkin akan menemui Anda hingga hari akhir. Di samping usaha mencari nafkah secara material, ibadah serta doa pun dapat membuka jalannya spiritual menuju kemakmuran dan lepas dari belenggu hutang.
Pembebasan Dari Hutang dan Penagih Tagihan Melalui Doa
Dalam situasi di mana keperluan finansial dan pola hidup menjadi beban, banyak individu pada akhirnya beralih untuk berhutang, entah itu dari keluarga atau lewat layanan kredit daring. Ironisnya, kesederhanaan mendapatkan pinjaman malah seringkali menjebak mereka dalam siklus hutang bertumpuk-tumpuk. Lebih parah lagi, sebagian besar bahkan perlu berkaca dengan penagih utang dikarenakan ketidakmampuan membayar sesuai tenggat waktu yang ditetapkan.
Dalam agama Islam, hutang bukanlah hal yang remeh. Nabi Muhammad SAW telah mengingatkan kaumnya untuk tidak meremehkan tanggung jawab membayar utang tepat waktu.
Jika tidak cepat dituntaskan, utang dapat mempengaruhi bukan hanya hidup kita di dunia saja, melainkan juga di akherat. "Siapapun yang meninggal ketika masih menyimpan hutang bahkan setingkat dengan nilai satu dinar atau satu dirham, maka hutang itu harus dibayar dari kebaikiannya (pada hari pengadilanakhirat), karena disitu (akherat) tak ada lagi uang tunai seperti dinar ataupun dirham." (Diriwayatkan oleh Ibnu Majah).
Berdasarkan laporan dari Tribun Jakarta pada hari Senin (5/5/2025), berikut adalah beberapa hadits mengenai ancaman dari berhutang serta hutang yang belum dibayar tepat waktu:
Dapat meneror diri sendiri
Dari Uqbah bin Amir Radhiallahu 'anhu, Rasulullah SAW pernah berkata:
Jangan membuat diri Anda takut setelah merasakan keamanan. Mereka bertanya: Apa itu ya Rasulullah? Dia menjawab: Hutang.
"Jangan kalian meneror diri kalian sendiri, padahal sebelumnya kalian dalam keadaan aman.’ Para sahabat bertanya, ‘Apakah itu, wahai Rasulullah?’ Rasulullah menjawab, ‘Itulah hutang!’" (HR. Ahmad 4/146, At Thabrani dalam Mu’jam Al Kabir 1/59, disahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah 2420).
Utang akan diselesaikan melalui kemurahan hatinya.
Apabila seseorang wafat ketika masih mempunyai kewajiban finansial, maka hal tersebut akan diselesaikan melalui pahala baiknya di akherat. "Siapapun yang meninggal dunia saat masih berhutang sebesar satu dinar atau satu dirham, niscaya hutang tersebut akan dilunasinya dari kebajikannya." (HR. Ibnu Majah)
Utang membuat ruh terkatung-katung
Dari Abu Hurairah Radhiallahu 'anhu, Nabi Muhammad SAW pernah berkata:
Sama seperti keyakinan seorang Muslim tergantung pada hutangnya sampai dibayarkan.
“Ruh seorang mukmin (yang sudah meninggal) terkatung-katung karena hutangnya sampai hutangnya dilunasi.” (HR. At Tirmidzi no. 1079).
Dianggap sebagai pencuri jika tidak berniat melunasinya
Utang yang belum dilunasi sampai seseorang wafat, akan terus ada di kehidupan setelah mati. "Setiap orang yang memiliki hutang namun bermaksud untuk tidak membayarnya, pada saat kematiannya ia akan diperlakukan sebagaimana penjenaka ketika menghadap kepada Allah." (Diriwayatkan oleh Ibnu Majah).
Nah, untuk memohon pertolongan Allah dalam menyelesaikan utang, Rasulullah SAW telah mengajarkan doa yang dapat diamalkan setiap hari. Salah satu doa yang bisa dibaca berbunyi:
اللَّهُمَّ اكْفِنِى بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنِى بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ
Allahumma kiffinī bihatika 'anhārimaka, wa ighnininī bifadhlanka 'ammaman syawāka
(Ya Allah cukupkanlah aku dengan yang halal dan jauhkanlah aku dari yang haram, dan cukupkanlah aku dengan karunia-Mu dari bergantung pada selain-Mu.)
Selain itu, Rasulullah juga menganjurkan membaca doa yang dapat melindungi diri dari lilitan utang dan tekanan orang-orang.
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kesusahan dan kesedihan, aku berlindung kepada-Mu dari ketidakmampuan dan kemalasan, aku berlindung kepada-Mu dari ke coward-an dan sifat pelit, aku berlindung kepada-Mu dari hutang yang memberatkan dan tekanan orang lain.
Allahumma sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari keresahan dan kesedihan. Aku juga bertawakal kepada-Mu terhindar dari ketidakmampuan dan kelambanan. Aku pula meminta perlindungan kepada-Mu dari sikap pengecut dan pelit. Terakhir, aku minta dilindungi-Nya dari tertimpa hutang yang memberatkan serta kezaliman orang-orang.
(Assalamualaikum Tuhan, aku mencari perlindungan padaMu dari bingung dan sedih, saya berlindung kepada-Mu dari lemah dan malas, aku berlindung kepada-Mu dari rasa takut dan kikir, aku berteduh di hadapan-Mu dari belitan hutang dan tekanan manusia.)
Doa-doanya bukan sekadar sebagai pelipur lara jiwa, melainkan ungkapan harapan dan kesadaran bahwa bantuan Allah merupakan faktor paling vital di balik setiap solusi. Sebab pada dasarnya, selain upaya fisik, daya Spiritual pun amat berarti untuk menyelesaikan bebannya yang datang dari masalah finansial tersebut.
Langkah Jitu Menghadapi Kewajiban Keuangan yang Melambung
Menghadapi beban hutang yang semakin bertambah tentu sulit, terutama ketika mulai ada pengejaran dari petugas penagihan utang. Oleh karena itu, dibutuhkan taktik konkret supaya Anda tak lagi terjebak dalam siklus hutang tanpa henti.
1. Susunlah Perencanaan Keuangan yang Rasional
Mengutip situs AFPI, langkah awal adalah membuat catatan seluruh pemasukan dan pengeluaran secara rinci. Dari situ, Anda bisa melihat apakah ada sisa dana yang dapat digunakan untuk membayar utang. Buat daftar semua utang lengkap dengan jumlah, bunga, dan jatuh tempo untuk menentukan prioritas pembayaran.
2. Kurangi Pengeluaran Konsumtif
Dimulai dengan gaya hidup sederhana. Batasi berlanggan jaringan hiburan, belanja tanpa perencanaan, serta biaya-biaya kurang penting. Gaya hidup hemat dapat membantu memastikan bahwa uang Anda lebih difokuskan pada melunasi hutang.
3. Hindari Utang Baru
Langkah penting selanjutnya adalah berhenti menambah utang baru. Jangan tergoda menggunakan kartu kredit atau kembali membuka aplikasi pinjaman online. Gali lubang tutup lubang hanya akan memperburuk kondisi keuangan Anda.
4. Cari Penghasilan Tambahan
Apabila pendapatan rutin tak mencukupi untuk membayar angsuran, cobalah mendapatkan penghasilan tambahan. Kamu dapat bekerja secara freelance, berbisnis daring, ataupun mengeluarkan barang-barang yang sudah tidak terpakai lagi. Pendapatan lebih dari hal tersebut mampu mempercepat tahapan lunasi hutanganmu.
5. Pilih Cara Bayar yang Praktis
Ada dua strategi populer untuk melunasi utang. Pertama, debt Snowball, yaitu mulai dari melunasi utang terkecil agar mendapatkan momentum.
Kedua, longsoran Utang (Debt Avalanche). Yakni fokus pada utang berbunga tinggi terlebih dahulu agar mengurangi total bunga yang dibayar.
6. Konsolidasi Utang
Apabila Anda punya banyak hutang yang berasal dari beragam tempat, pikirkanlah untuk mengumpulkannya jadi sebuah pinjaman baru dengan tingkat suku bunga yang lebih kecil. Penggabungan hutang ini akan membuat proses pengaturan pembayaran menjadi lebih mudah serta dapat menekan total biaya bunga secara keseluruhan.
7. Take Over Kredit
Apabila hutang berasal dari pinjaman jangka panjang seperti KPR atau pembiayaan kendaraan, melakukan take over kredit mungkin dapat membantu. Alih-alih menjual aset tersebut saat ini, pertimbangkan untuk menyerahkan kewajiban tersebut kepada pihak lain, yang mana hal itu memungkinkin Anda lepas dari tanggungan utang dan malah menghasilkan pendapatan ekstra.
Menghadapi tekanan dari debt collector memang menakutkan, namun bukan berarti tak ada jalan keluar. Dengan kombinasi usaha nyata seperti mengatur keuangan dan mencari penghasilan tambahan, serta amalan doa yang penuh keikhlasan, Anda bisa perlahan bangkit dari jeratan utang. Ingatlah, bijak dalam berutang bukan hanya menyelamatkan kondisi finansial Anda hari ini, tapi juga menjadi bentuk tanggung jawab spiritual untuk kehidupan di akhirat nanti. (*)