
Kasi Formasi Kol sering menjadi pilihan sayuran favorit karena rasanya yang khas dan mudah diolah. Namun, ada perdebatan mengenai cara pengolahan yang aman, terutama ketika kol digoreng. Apakah benar kol goreng bisa berbahaya bagi kesehatan?
Berdasarkan laman YouTube Tirta PengPengPeng, dr. Tirta menyatakan bahwa memakan kubis dapat memiliki keuntungan pada situasi tertentu; namun demikian, terdapat pula potensi bahayanya. Salah satunya yaitu pertanyaan umum tentang apakah sayuran tersebut dimasak dengan cara digoreng masih bermanfaat bagi kesehatan atau malah berbahaya untuk tubuh.
Dalam banyak kasus, metode memasak yang salah dapat merusak kandungan gizi dalam sayuran. Begitu juga dengan kol yang digoreng, yang menurut dr. Tirta justru bisa menghilangkan manfaat seratnya dan meningkatkan risiko penyakit tertentu. Lalu, apa sebenarnya dampak konsumsi kol goreng bagi tubuh?
Kol goreng menghancurkan serat dan merubahnya menjadi kalori saja.
Dikenal sebagai sumber serat tinggi yang bermanfaat bagi sistem pencernaan. Akan tetapi, saat kubis dipanggang dalam minyak, susunan seratnya terpengaruh dan manfaat pokoknya hilang. Dengan demikian, bukannya mendukung proses pencernaan, makanan ini malah hanya meninggalkan sejumlah kalori dari penggunaan minyak goreng.
Saat serat hancur, tubuh tidak mendapatkan manfaatnya untuk memperlancar sistem pencernaan. Akibatnya, kol goreng tidak lagi berfungsi sebagai makanan sehat, melainkan hanya menjadi camilan berlemak tinggi yang bisa meningkatkan risiko obesitas dan masalah pencernaan.
Kol goreng dengan kandungan minyak berlebihan yang membahayakan
Penggunaan minyak saat melakukan penggorengan sangat berpengaruh pada kondisi kesehatan Anda. Penggunaan ulang minyak sisa atau disebut juga sebagai minyak jelantah akan meningkatkan resiko tersebut. Karena jenis minyak ini dapat menyimpan lemak trans serta senyawa tidak sehat lainnya yang mampu menimbulkan beberapa macam penyakit.
Dr. Tirta menjelaskan bahwa kerupuk ternyata memiliki kandungan minyak yang lebih besar dibanding nutrisi alami mereka. Apabila dikonsumsi secara rutin, hidangan tersebut bisa memperbesar persentase lemak buruk di dalam tubuh, hal itu dapat menyebabkan masalah seperti kegemukan, hipertensi, serta penyakit jantung.
Kemungkinan Terkena Penyakit Jantung Koroner karena Mengonsumsi Kolesterol dari Kol Goreng
Kol goreng dapat memicu arteriosklerosis atau pengerasan dan penyempitan pembuluh darah disebabkan oleh penumpukan lemak. Menurut Dr. Tirta, mengonsumsi minyak secara berlebihan, khususnya dari jenis makanan yang digoreng, bisa menambah risiko terkena penyakit jantung koroner.
Kol yang awalnya sehat berubah menjadi makanan yang justru membahayakan tubuh jika diolah dengan cara yang salah. Karena itu, bagi mereka yang memiliki risiko penyakit jantung atau tekanan darah tinggi, menghindari kol goreng adalah langkah yang bijak untuk menjaga kesehatan jantung.
Kol yang Sehat: Rebus atau Tumis, Bukan Goreng
Jika ingin tetap mengonsumsi kol dengan manfaat terbaik, pilihlah metode memasak yang lebih sehat. Kol yang direbus atau ditumis ringan masih mempertahankan sebagian besar serat dan nutrisinya. Metode ini tidak hanya lebih sehat tetapi juga tetap membuat kol lezat dan mudah dikonsumsi.
Dr. Tirta menekankan pula bahwa makanan yang baik tidak cuma dilihat dari rasanya, tapi juga metode memasaknya. Mem goreng sayuran malah bisa mereduksi nilai gizinya serta bertambahnya ancaman masalah kesehatan di masa mendatang.
Walau sawi putih merupakan sayuran yang bermanfaat untuk kesehatan, bagaimana kita mengolahnya sangatlah penting dalam hal kebaikan nutrisinya. Sawi putih digoreng bisa saja lezat, namun sebenarnya kurang memberi manfaat bagi kesehatan dan malah dapat membawa risiko kepada tubuh.
Agar tetap sehat, pilihlah cara memasak yang tidak merusak kandungan nutrisi dalam sayuran. Menghindari makanan tinggi minyak, termasuk kol goreng, bisa menjadi langkah sederhana tetapi berdampak besar bagi kesehatan jangka panjang.